Keguguran merupakan kondisi di mana janin tidak dapat berkembang lebih lanjut dan tidak dapat bertahan di dalam rahim. Risiko keguguran dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, gangguan hormon, dan kelainan bentuk rahim atau leher rahim. Selain itu, beberapa jenis makanan juga dapat meningkatkan risiko keguguran jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak sesuai dengan pedoman kesehatan yang disarankan.
Salah satu makanan yang sering disebut-sebut sebagai pemicu keguguran adalah nanas. Buah ini mengandung enzim bromelain yang dapat melemahkan leher rahim dan menyebabkan kontraksi dini jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Namun, selain nanas, ada beberapa jenis makanan lainnya yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil karena potensi risiko keguguran yang tinggi. Berikut adalah lima jenis makanan yang harus diperhatikan:
1. Daging Mentah atau Setengah Matang
Mengonsumsi daging mentah atau setengah matang sangat tidak disarankan bagi ibu hamil. Jenis makanan ini sering kali terkontaminasi oleh parasit penyebab toxoplasmosis serta bakteri berbahaya seperti Escherichia coli. Infeksi yang ditimbulkan oleh patogen ini dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk keguguran. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa daging disimpan dengan benar untuk menghindari kontaminasi bakteri seperti Salmonella, Listeria, Campylobacter, dan Escherichia coli. Sebaiknya hindari mencuci daging sebelum disimpan di kulkas karena dapat meningkatkan risiko penyebaran bakteri ke seluruh permukaan daging dan makanan lainnya.
2. Ikan dengan Kandungan Merkuri Tinggi
Seafood merupakan sumber nutrisi yang baik, namun ibu hamil harus berhati-hati dengan beberapa jenis ikan yang memiliki kandungan merkuri tinggi, seperti ikan todak, marlin, tenggiri, makarel, dan tuna. Merkuri adalah logam berat beracun yang dapat menyebabkan cacat fisik pada bayi, termasuk ukuran kepala yang kecil, keterlambatan perkembangan, dan disabilitas jika tertelan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, penting untuk memilih ikan yang rendah merkuri dan membatasi konsumsinya selama masa kehamilan.
3. Daun Sirih
Daun sirih sering digunakan untuk mengatasi sembelit, namun konsumsi daun sirih yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi ibu hamil. Mengonsumsi daun sirih dalam jumlah besar dapat menyebabkan kekurangan asam folat, yang penting untuk perkembangan janin. Kekurangan asam folat bisa menyebabkan kelainan bawaan dan gangguan perkembangan pada janin. Oleh karena itu, meskipun daun sirih memiliki manfaat kesehatan, penggunaannya harus dilakukan dengan bijaksana dan dalam jumlah yang tepat.
4. Jeroan
Jeroan, seperti hati dari hewan sapi, babi, kambing, dan ayam, juga dapat meningkatkan risiko keguguran jika dikonsumsi secara berlebihan. Jeroan mengandung vitamin A dalam jumlah tinggi yang bisa menjadi racun bagi ibu hamil dan menyebabkan cacat pada janin. Konsumsi jeroan harus dibatasi untuk memastikan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan.
5. Makanan dan Minuman yang Tidak Dipasteurisasi
Makanan dan minuman yang tidak melalui proses pasteurisasi berisiko mengandung bakteri listeriosis yang dapat menyebabkan infeksi pada ibu hamil. Pasteurisasi adalah metode yang digunakan untuk membunuh mikroba dengan memanaskan makanan atau minuman hingga suhu tertentu tanpa merusak nutrisi yang ada. Makanan dan minuman seperti keju, susu sapi, kambing, atau domba yang tidak dipasteurisasi berpotensi meningkatkan risiko keguguran atau lahir mati. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa semua makanan dan minuman yang dikonsumsi selama kehamilan telah melalui proses pasteurisasi untuk mengurangi risiko infeksi.
Jika tanpa sengaja mengonsumsi makanan yang disebutkan di atas, disarankan untuk segera menghubungi profesional medis atau melakukan pemeriksaan di rumah sakit untuk menilai risiko dan melakukan tindakan preventif yang diperlukan. Dengan kesadaran dan perhatian yang tepat terhadap jenis makanan yang dikonsumsi, ibu hamil dapat meminimalisir risiko keguguran dan memastikan kesehatan yang baik bagi diri mereka sendiri serta janin yang sedang berkembang.